Veer bergegas menuju koridor kamar mayat. Jogi mengikuti sambil meneriakkan nama Ichcha. Mukta shock, menangis dalam pelukan Raghuvendra, ayahnya, kemudian berlari ikut ke kamar mayat. Semua ikut, Raghuvendra masih terguncang.
Semua berhenti di depan kamar mayat. Semua tidak bisa masuk secara bersamaan. Veer yang masuk pertama, berdiri di samping mayat Ichcha, membersihkan darah di wajah Ichcha dengan kain. Keluarga yang diluar memperhatikan dengan menahan nafas. Wajah Veer sangat terkejut saat ia bisa mengenali mayat pendonor tersebut, ternyata benar Ichcha.
Mukta sangat takut menghadapi kenyataan Ma Ichcha meninggal dan mendonorkan jantung untuk Ma Tappu. Nani shock. Jogi berusaha meyakinkan dengan membuka salah satu tangan Ichcha dan melihat tanda yang dimiliki Ichcha. Mukta menangis sambil memanggil agar Ma Ichcha bangun. Veer menangis keras setelah pasti bahwa tanda di tangan itu memang milik Ichcha. Jogi menenangkan Veer.
Nani bicara pada mayat Ichcha, chuhiya ayo bangun, drama baru apa ini. Bagaimana kau pergi seperti ini, aku telah mengutuk hidupku yang selalu meragukan niatmu. Sepanjang hidup aku selalu mengatakan kau telah menyambar semua kebahagiaan dari kehidupan Tappu. *Nani ingat kilas balik Ichcha muda*. Kemudian mulai mengungkapkan rasa sesalnya lagi, aku tak mengerti apa yang kau lakukan. Saat kau meninggalkan dunia, kau malah memberikan jantungmu pada Tappu. Aku malu pada diri sendiri, kau telah memberikan kehidupan baru baginya. Aku pernah dengar bahwa orang yang sudah meninggal selama 13 hari masih dapat melihat sesuatu. Dimanapun ka melihatku, aku memegang kakimu saat ini, ma’afkanlah aku, ampunilah aku.
Jogi sampai tak kuasa melihat Nani yang begitu menyesal dan terpukul. Ia merangkulnya.
Raghuvendra yang shock, marah pada Dewa Ganesha di kuil. Ia memang menginginkan Tappu hidup, tapi bukan dengan mengambil nyawa Ichcha.
Raghuvendra yang shock, marah pada Dewa Ganesha di kuil. Ia memang menginginkan Tappu hidup, tapi bukan dengan mengambil nyawa Ichcha.
Semua keluarga berkumpul di rumah, memberikan penghormatan pada Ichcha. Semua mempunyai kilas balik sendiri-sendiri. Mai, yang sebelumnya masih membenci Ichcha, sampai ikut meneteskan air mata.
Veer setelah mencium Ichcha, duduk dekat ayahnya, menangis, menyesali kenapa ia tidak menahan Ichcha saat pamit pergi. Umed Singh minta Veer untuk mengendalikan diri, tidak ada yang bisa mengubah apa yang sudah tertulis dalam takdir. Tapi Veer tetap menangis. Kanha juga menangis, Jogi menguatkan cowok yang sudah dianggap anak oleh Ichcha tersebut.
Semua yang ada dalam ruang untuk memberikan penghormatan terakhir, sibuk dengan kilasan pikiran tentang Ichcha. Umed menenangkan Mai yang menangis. Veer mengingatkan bahwa anak lelakinya, Yuvraj alias Yuvi harus hadir saat ini. Umed memberitau kalau ia sudah ke penjara, tapi Yuvi menolak untuk datang. Veer menyadari sosok anak lelakinya yang pendendam itu, jauh dari kepribadian yang dimiliki Ichcha. Mai jadi merasa bersalah, ia lah yang telah menjauhkan Yuvi dari Ichcha selama ini.
Keluarga yang mengira Meethi masih bulan madu di Swiss, menunggu kedatangan anak perempuan Ichcha tersebut. Tapi Raghuvendra memberitau jika ponsel Meethi tidak bisa terlacak dan mereka baru ngeh kalo tidak mempunyai nomer telpon Vishnu (Akaash). Padahal penerbangan dari Swiss hanya perlu 4 jam.
No comments:
Post a Comment