Friday, 15 April 2016

UTTARAN KEMATIAN ICHA

Setelah itu, Ichcha pamitan pada Kanha dan Damini, ia ada pekerjaan yang harus di selesaikan. Ia pergi ke kuil, berdoa untuk kesembuhan Tappu, mencurahkan semuanya kepada Dewa. Tappu sudah memberikan kembali cintanya, suaminya dan kebahagiaan bagi anaknya Meethi, semunya. Tappu bahkan menempatkan diri dalam bahaya demi memberikan hak sebagai istri padanya dalam keluarga Bundela. Tappu sudah jauh dari Ichcha dan keluarga selama 18 tahun terakhir, ia sudah menyadari kelakuan buruknya dan melakukan penebusan dosa. Dewa harus menyelamatkan Tappu, sebagai imbalannya, ia akan melakukan apapun untuk Dewa. Ichcha mengucapkan sumpahnya, “hari ini, saya, Ichcha Veer Singh Bundela, berdiri di sini. Berikan Tappu kehidupan kembali, Tuhan boleh mengambil hidupku”.
Selesai berdoa, saat menuruni tangga kuil, Ichcha melihat dua anak perempuan sedang bermain holi. Ichcha jadi mengkilas balik masa kecilnya dengan Tappu. Ia ingat bagaimana dulu Tappu sering meninggalkan permainan dan pergi meninggalkannya sendirian. Ichcha bergumam, ‘kali ini, kau tidak akan dapatkan sesuatu selalu dengan caramu Tappu,, kau harus kembali, harus sembuh’.
Ketika Ichcha melamunkan masa kecilnya karena melihat dua gadis yang bermain di pelataran kuil, sebuah truk yang tak bisa dikendalikan sopirnya menuju mereka dengan cepat. Ichcha spontan berteriak seakan sedang menyelamatkan Tappu. Ibu dari gadis yang sedang bermain, yang bernama Pinki memeluk putrinya yang berhasil di dorong Ichcha dari lindasan truk. Ia kemudian berteriak minta tolong melihat kondisi si penolong putrinya ‘Ichcha’, yang berlumuran darah.
Di rumah sakit dokter kembali mengingatkan Raughvendra untuk segera mendapatkan donor jantung untuk Tappu.
Wanita yang anaknya di selamatkan Ichcha dari hantaman truk, membawa Ichcha ke rumah sakit. Wanita itu berteriak minta tolonga agar dokter segera mengambil tindakan untuk wanita yang sudah menyelamatkan nyawa anaknya. Mukta yang melihat wanita korban kecelakaan truk yang berlumuran darah itu justru ketakutan, ia memeluk kakeknya, Jogi.
Ichcha yang masih sadar, tapi susah untuk bicara, mencengkram tangan Damini yang berhasil diraihnya. Damini merasakan perasaan aneh, tapi tidak terpikir kalau itu adalah Ichcha. Damini malah menenangkan wanita yang membawa Ichcha ke rumah sakit. Damini melepaskan pegangan tangan Ichcha yang tak dikenalinya karena wajahnya berlumuran darah. Tak satupun dari keluarga Thakur yang ada di rumah sakit dan melihat wanita berlumuran darah yang juga kritis itu, mengenali Ichcha.
Karena lamanya respon dari pihak rumah sakit, wanita yang membawa Ichcha sampai berteriak agar segera mengambil tindakan pada wanita yang telah menyelamatkan nyawa anaknya. Suster hanya menenangkan bahwa mereka harus menjalani prosedur standar penanganan pada korban kecelakaan. Harus sepengetahuan polisi.
Jogi juga sampai berteriak marah pada perawat, membela wanita itu agar perawat segera mengambil tindakan penyelamatan pada wanita yang berlumuran darah itu. Hukum dan aturan memang harus jalan. Tapi saat wanita itu dengan spontan mengambil tindakan untuk penyelamatan seorang anak, ia tak berpikir aturan dan keselamatan nyawanya sendiri.

No comments:

Post a Comment